IP

Rabu, 07 November 2012

ALINEA


PENGERTIAN
            Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat; berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Meskipun demikian ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat, penyebabnya :
a.       Kurang dikembangkan oleh penulisnya.
b.      Sebagai peralihan antara bagian-bagian karangan.
c.       Dialog dalam narasi diperlakukan sebagai satu alinea.
TUJUAN ALINEA
a.       Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
b.      Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal.
MACAM ALINEA
a.       Menurut fungsinya dalam karangan :
1)     Alinea pembuka :   a) Menghantar pokok pembicaraan.
                                                        b) Tidak boleh terlalu panjang.
                                                        c) Menarik minat dan perhatian pembaca.    
                                                        d) Menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui seluruh isi kara
                                                             ngan.                            
2)     Alinea penghubung atau pengembang : mengemukakan inti persoalan.
3)     Alinea penutup :     a) Tidak boleh terlalu panjang
        b) Berisi simpulan atau cerminan inti uraian.
b.      Menurut posisi kalimat topiknya :
1)     Alinea deduktif : kalimat topik pada awal alinea
Contoh :
            Samarkand merupakan salah satu kota tertua di dunia. Awalnya, kota itu bernama Maracanda. Pada 329 M, kota itu ditaklukan Alexander Agung. Dua abad kemudian, Samarkand menjadi bagian wilayah kekuasaan kerajaan Himyar (115 SM-33 M). Saat itu, kota itu menjadi tempat bertemunya tiga kebudayaan yakni, Barat,Cina,dan Arab.
(Kompas, 2 April 2008, h. 8)
2)     Alinea induktif : kalimat topic pada akhir alinea
Contoh :
            Selain kesohor dengan keindahannya, Samarkand pun dikenal sebagai kota yang strategis. Kota legenda itu berada di tengah ‘Bayangan Asia’ yang menghubungkan Jalur Sutra antara Cina dan Barat. Di era kejayaan islam, Samarkand menjadi pusat studi para ilmuwan. Itulah mengapa, orang-orang Eropa mendaulatnya sebagai ‘Tanah Para Saintis’. (Ibid.)
3)     Alinea deduktif-induktif : kalimat topik pada awal dan akhir alinea.
Contoh :
            Keindahan Samarkand yang begitu popular sempat membuat Kaisar Alexander Agung terpikat. Tatkala menginjakkan kakinya untuk pertama kali di tanah Samarkand, Alexander pun berseru, “Aku telah lama mendengar keindahan kota ini. Namun tak pernah mengira kota ini benar-benar cantik dan megah”. (Ibid.)
4)     Alinea deskriptif dan naratif : alinea penuh kalimat topik :
Contoh :
            Samarkand mencapai masa keemasannya di era islam, ketika Dinasti Timurid (1370-1506 M) berkuasa. Dinasti itu menundukkan Samarkand dari tangan Shah Sultan Muhammad – penguasa dinasti Khawarizmia. Di bawah kepemimpinan Timur Lenk, dua penjelajah terkemuka Marco Poloa dan Ibnu Batutta sudah melihat geliat kemajuan yang dicapai Samarkand. (Ibid.)
c.       Menurut sifat isinya :
1)     Alinea persuatif : jika isi alinea bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi pembaca.
Contoh :
            Meski dari luar terlihat sepi, ternyata di dalam ruma ada aktivitas. Lima orang dalam rumah itu tengah mengerjakan alih aksara naskah-naskah kuno. Satu orang di depan computer mengetik naskah yang dibacakan dan dilagukan oleh satu orang di sampingnya. Naskah yang dibaca berhuruf Jawa dan bertembang macapat. Sesuatu yang tidak mudah bagi orang Jawa sekalipun!
            (Kompas, 7 November 200, h. 38)
2)     Alinea argumentative : jika alinea bersifat membahas suatu masalah dengan bukti-bukti
Contoh :
            Isi naskah kuno itu mulai dari agama, almanac, babad, bahasa, berita, budaya, gamelan, hukum, keris, primbon, pertanian, dan lain-lain. Untuk pertanian, misalnya, ada naskah tentang menanam kelapa yang berjudul Kawruh Nanem Kalapa Sarta Paidahipun karya Padmasusastra, tahun 1912. Ada juga tentang tata cara menanam padi berikut jenis-jenis padi yang ada. (Ibid.)
3)     Alinea naratif : jika isi alinea bersifat menuturkan peristiwa
Contoh :
            Penyelamatan naskah kuno oleh Yayasan Sastra dilakukan dengan penyelamatan fisik meski dengan cara sederhana, seperti pembersihan dan fumigasi serta perawatan beberapa bagian naskah yang rusak. Penyelamatan dilakukan oleh tenaga kerja sebanyak delapan orang.
4)     Alinea deskriptif : jika isi alinea menggambarkan sesuatu
Contoh :
            Masa keemasan kepujanggaan  mulai muncul ketika keratin Surakarta pindah ke Desa Sala yang sekarang menjadi pusat keratin. Mulai era Paku Buwana VI, kepujanggaan memasuki masa keemasan. Pada masa itu banyak karya sastra bermunculan, salah satunya yang terkenal dan mendunia adalah Serat Centini. (Ibid.)
5)     Alinea ekspositoris : jika isi alinea bersifat memaparkan sesuatu
Contoh :
            Dari naskah kuno ini, misalnya, seorang arsitek diharapkan bisa melihat atau menggali informasu arsitektur Jawa. Seseorang dokter juga bisa meggali pengetahuan media lokal. Seorang ahli pertanian bisa menggali budidaya berbagai tanaman dan juga pemanfaatannya. (Ibid.)
SYARAT-SYARAT ALINEA
a.       Memiliki kesatuan alinea : dalam satu alinea hanya terdapat satu pokok pikiran.
b.      Memiliki kepaduan alinea atau koherensi.
Koherensi alinea dapat diciptakan melalui susunan yang logis dan perkaitan antar kalimat, dengan cara repetisi, kata ganti, dan kata sambung atau kata transisi.
1.   Repetisi : Banjir adalah aliran air yang deras di sungai. Banjir disebabkan oleh pendangkalan sungai.
2.      Kata ganti : Ani dan Tini kuliah di UI. Mereka sering berangkat bersama-sama.
3.    Kata transisi : Sidang skripsi Ani akan diadakan minggu depan. Untuk maksud itu, ia sudah mempersiapkan diri.
CONTOH ALINEA
Otak manusia ibarat sebilah pisau. Otak manusia yang cerdas tidak akan mendapat prestasi yang lebih tinggi bila tidak belajar dan berlatih. Demikian pula, sebilah pisau yang tajam akan menjadi tumpul bila tidak diasah. Sebaliknya, otak manusia yang IQ-nya sedang-sedang saja akan mendapat prestasi yang gemilang jika belajar terus-menerus. Demikian halnya, sebilah pisau yang tumpul akan menjadi tajam bila diasah terus-menerus. Dengan demikian, bila kita menjadi orang yang berprestasi hendaknya seperti pisau yang diasah terus.

REFERENSI :
pksm.mercubuana.ac.id/new/.../99009-8-555911592468.doc




free counters